Persalinan pdf




















Risiko partus Lama Partus lama dapat barakibat buruk baik bagi ibu maupun bayinya. Ibu dan bayi akan mengalami distress, juga dapat meningkatkan infeksi karena meningkatnya intervensi yang dilakukan seperti periksa dalam serta risiko perdarahan karena atonia uteri dapat terjadi karena kelelahan otot uterus. Diagnosis Persalinan Lama Dibawa ini adalah tabel 1 berikut ini adalah tabel yang digunakan untuk membantu mendiagnosis persalinan lama.

Tabel 1. Upayakan BAK. Persalinan Palsu Pada persalinan lama karena memang belum masuk pada keadaan inpartu atau persalinan palsu, tindakan yang dilakukan adalah periksa apakah ada infeksi saluran kemih atau ketuban pecah.

Jika tidak ada pasien boleh rawat jalan. Sekarang ini kontraksi pelvis yang sebenarnya jarang terjadi dan CPD merupakan disgnosis subjektif yang berasal dari kecurigaan klinisi bahwa bayi tidak dapat turun dan melewati panggul karena bayi yang terlalu besar atau malposisi atau dapat disebabkan juga karena ukuran panggul yang terlalu kecil.

Friedman juga melaporkan bahwa pemakaian obat sedative, tindakan epidural yang lebih awal dan serviks yang kaku berhubungan dengan abnormalitas fase laten. Mengejan yang aktif dimulai saat dilatasi sempurna. Total lama kala dua lebih dari 3 jam tanpa kelahiran bayi Batasan diatas sama dengan yang siacu oleh ACOG practice bulletin pada bulan Desember , dimana kala dua memanjang jika lebih dari 3 jam yang menggunakan anestesi dan lebih dari 2 jam bagi yang tidak menggunakan anestesi.

Tindakan mengejan oleh ibu sebenarnya meningkatkan risiko pada bayi karena berkurangnya aliran darah yang berisi oksigen ke dalam darah janin.

Oleh karena itu, ibu sebaiknya dibiarkan mengejan secara spontan jika merasa ada dorongan untuk mengejan tetapi jangan menganjurkan cara mengejan yang lama disertai dengan menahan napas. Secara kuantitatif dapat ditentukan menggunakan skor Bishop yang dapat dilihat pada table 2. Cara mekanis : balon kateter, dilatator mekanis dan stripping of the membrane. Pemberian prostaglandine harus dilakukan di kamar bersalin. Alami Induksi secara alami dapat dilakukan dengan cara hubungan seksual sehingga sperma yang masuk yang mengandung prostaglandin dapat memicu kontraksi rahim 2.

Obat-obatan atau tindakan lainnya: a. Amniotomi b. Balon kateter c. Amniotomi Amniotomi adalah tindakan memecahkan selaput amnion untuk merangsang kontraksi karena terjadinya penurunan kepala bayi yang menekan OUI. Yang harus diperhatikan adalah: 1. Pada daerah yang tinggi insiden HIV, tidak dianjurkan melakukan amniotomi, bahkan sedapat mungkin tetap dipertahankan utuh. Hati-hati pada kehamilan dengan hidramnion, karena dapat menyebabkan solutio placenta sehingga dapat terjadi perdarahan hebat dan kematian janin, pada presentasi muka, tali pusat terkemuka dan vasa previa.

Jika terdapat pewarnaan meconium kehijauan suspek gawat janin. Gambar 1. Hal yang harus diperhatikan adalah tidak boleh memasang balon kateter pada ibu dengan perdarahan. Oksitosin Oksitosin adalah hormone yang diproduksi oleh hipotalamus posterior yang dapat menyebabkan kotraksi rahim juga memancarkan ASI.

Pada praktek kebidanan oksitosin yang di gunakan adalah oksitosin sintesis untuk memicu induksi maupun akselerasi persalinan. Oksitosin harus digunakan secara hati-hati karena dapat menyebabkan gawat janin dan hiperstimulasi. Walaupun jarang, rupture uteri dapat terjadi dan risiko rupture uteri pada pemberian oksitosin meningkat pada ibu multipara.

Dosis oksitosin bervariasi dan dilarutkan dalam cairan dekstrose atau cairan garam fisiologis denga tetesan dinaikan secara bertahap sampai his adekuat 2 kali dalam 10 menit. Pada saat melakukan induski persalinan dengan oksitosin, ibu harus dipantau secara ketat sehingga jika terjadi komplikasi pada ibu dan janin dapat diketahui secara dini. Ekskalasi Cepat pada Primigravida. Kewenangan bidan diatur oleh peraturan pemerintah Kemenkes Tahun tenang ijin dan praktik bidan.

Melihat teknik di induksi dan augmentasi diatas, maka wewenang bidan hanya dapat melakukan amniotomi tetapi harus diperhatikan semua syarat yang ada harus terpenuhi.

Pemberian Misoprostol citotec, gastrula dsb bukan menjadi wewenang bidan dan perlu diingat penggunaan obat ini dapat berakibat fatal karena perdarahan. Teman sejawat sebaiknya mempelajari peraturan yang ada sehingga pelayanan yang diberikan aman dan tidak merugikan pasien, keluarga dan diri sendiri. Abnormalities of the first and second stages of labor. Obstet Gynecol Clin N Am.

Bratakoesoema DS. Obstetri Patologi, Ilmu Kesehatan Reproduksi. Educational material for teachers of midwifery. Midwifery education modules - second edition. Friedman E. Labor: clinical evaluation and management. New York: Appleton-Century-Crofts; Normal cervical dilatation pattern in late pregnancy and labor. Am J Obstet Gynecol. Blok ini berjalan selama 6 minggu, setiap minggu akan ada 2 kali pertemuan tutorial yang setiap minggu tersebut membahas 1 modul yang berbeda, artinya, 6 minggu perblok akan membahas 6 modul.

Selain kuliah pakar, mahasiswa juga Asuhan Kebidanan pada Persalinan. Kemudian peserta didik juga dibekali kegiatan diskusi pleno dengan topik yang disesuaikan antara perkuliahan dan bahan tutorial. Pada akhir blok, peserta didik akan mengikuti evaluasi pembelajaran teori blok 3. B berupa ujian tulis. Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep Dasar Persalinan Normal 2. Mahasiswa mampu menjelaskan Kebutuhan Ibu Bersalin 3. Pendahuluan Deskripsi Bab Bab ini memberikan bekal kepada mahasiswa untuk dapat menguasai tentang konsep dasar persalinan normal.

Mahasiswa memiliki kompetensi untuk memberikan asuhan kebidanan pada persalinan normal sehingga mahasiswa harus memahami konsep tentang definisi, tanda dan gejala persalinan normal, tahapan persalinan normal, faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan normal, evidence based midwifery dalam persalinan normal dan asuhan sayang Ibu.

Dengan menguasai Bab ini mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar persalinan normal Tujuan atau Sasaran Pembelajaran Pada akhir pembelajaran, mahasiswa mampu: 1.

Menjelaskan pengertian persalinan normal 2. Menjelaskan tanda-tanda dan gejala persalinan normal 3. Menjelaskan tahapan persalinan normal Asuhan Kebidanan pada Persalinan.

Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan normal 5. Menjelaskan Evidance Based Midwifery dalam persalinan normal 6. B Biomedik 1 , 1. C Biomedik 2 , 2. A Konsep Kebidanan , 2. B Dasar Patologi dan Farmakologi , 2.

C Kesehatan Remaja dan Pra Konsepsi dan 3. A Asuhan kebidanan Pada Ibu Hamil. Kompetensi Khusus Kompetensi khusus yang diharapkan dapat dicapai oleh mahasiswa adalah memiliki sikap, keterampilan umum, keterampilan khusus dan pengetahuan dalam capaian pembelajaran sebagai pemberi pelayanan kebidanan bagian persalinan normal care provider , communicator, serta mitra perempuan. Memberikan pelayanan kebidanan yang tepat sasaran, berhasil guna dan efisien. Penyajian 1. Pengertian Persalinan Normal Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi janin dan uri yang telah cukup bulan dan dapat hidup di luar uterus melalui vagina secara spontan Manuaba, ; Wiknjosastro dkk, Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan minggu , lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin Saifuddin, Sebab-Sebab Persalinan Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang sebab terjadinya persalinan: a.

Teori Penurunan Progesteron Villi koriales mengalami perubahan-perubahan, sehingga kadar estrogen dan progesterone menurun. Selanjutnya otot rahim menjadi sensitif terhadap oksitosin.

Penurunan kadar progesteron pada tingkat tertentu menyebabkan otot rahim mulai kontraksi Manuaba, Teori Oksitosin Menjelang persalinan, terjadi peningkatan reseptor oksitosin dalam otot rahim, sehingga mudah terangsang saat disuntikkan oksitosin dan menimbulkan kontraksi.

Diduga bahwa oksitosin dapat meningkatkan pembentukan prostaglandin dan persalinan dapat berlangsung terus Manuaba, Teori Keregangan Otot Rahim Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini merupakan faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi Wiknjosastro dkk, Otot rahim mempunyai kemampuan meregang sampai batas tertentu.

Apabila batas tersebut sudah terlewati, maka akan terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai Manuaba, Teori Prostaglandin Prostaglandin sangat meningkat pada cairan amnion dan desidua dari minggu ke hingga aterm, dan kadarnya meningkat hingga ke waktu partus Wiknjosastro dkk, Terbukti pula bahwa saat mulainya persalinan, terdapat penimbunan dalam jumlah besar asam arakidonat dan prostaglandin dalam cairan amnion.

Di samping itu, terjadi pembentukan prostasiklin dalam miometrium, desidua, dan korion leave. Prostaglandin dapat melunakkan serviks dan merangsang kontraksi, bila diberikan dalam bentuk infus, per os, atau secara intravaginal Manuaba, Teori Janin Terdapat hubungan hipofisis dan kelenjar suprarenal yang menghasilkan sinyal kemudian diarahkan kepada maternal sebagai tanda bahwa janin telah siap lahir.

Namun mekanisme ini belum diketahui secara pasti. Manuaba, f. Teori Berkurangnya Nutrisi Teori berkurangnya nutrisi pada janin diungkapkan oleh Hippocrates untuk pertama kalinya Wiknjosastro dkk, Hasil konsepsi akan segera dikeluarkan bila nutrisi telah berkurang Asrinah dkk, Teori Plasenta Menjadi Tua Plasenta yang semakin tua seiring dengan bertambahnya usia kehamilan akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron sehingga timbul kontraksi rahim Asrinah dkk, Tujuan Persalinan Normal Tujuan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap, tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang dinginkan optimal.

Melalui pendekatan ini maka setiap intervensi yang diaplikasikan dalam Asuhan Persalinan Normal APN harus mempunyai alasan dan bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat intervensi tersebut bagi kemajuan dan keberhasilan proses persalinan JNPK-KR, Kontraksi His Ibu terasa kenceng-kenceng sering, teratur dengan nyeri dijalarkan dari pinggang ke paha. Hal ini disebabkan karena pengaruh hormon oksitosin yang secara fisiologis membantu dalam proses pengeluaran janin.

Ada 2 macam kontraksi yang pertama kontraksi palsu Braxton hicks dan kontraksi yang sebenarnya. Pada kontraksi palsu berlangsung sebentar, tidak terlalu sering dan tidak teratur, semakin lama tidak ada peningkatan kekuatan kontraksi. Sedangkan kontraksi yang sebenarnya bila ibu hamil merasakan kenceng-kenceng makin sering, waktunya semakin lama, dan makin kuat terasa, diserta mulas atau nyeri seperti kram perut.

Perut bumil juga terasa kencang. Tidak semua ibu hamil mengalami kontraksi His palsu. Kontraksi ini merupakan hal normal untuk mempersiapkan rahim untuk bersiap mengadapi persalinan.

Sedangkan pada kehamilan anak kedua dan selanjutnya, pembukaan biasanya tanpa diiringi nyeri. Rasa nyeri terjadi karena adanya tekanan panggul saat kepala janin turun ke area tulang panggul sebagai akibat melunaknya rahim. Untuk memastikan telah terjadi pembukaan, tenaga medis biasanya akan melakukan pemeriksaan dalam vaginal toucher.

Pecahnya Ketuban dan Keluarnya Bloody Show Dalam bahasa medis disebut bloody show karena lendir ini bercampur darah. Itu terjadi karena pada saat menjelang persalinan terjadi pelunakan, pelebaran, dan penipisan mulut rahim. Bloody show seperti lendir yang kental dan bercampur darah. Menjelang persalinan terlihat lendir bercampur darah yang ada di leher rahim tersebut akan keluar sebagai akibat terpisahnya membran selaput yang mengelilingi janin dan cairan ketuban mulai memisah dari dinding rahim.

Tanda selanjutnya pecahnya ketuban, di dalam selaput ketuban korioamnion yang membungkus janin, terdapat cairan ketuban sebagai bantalan bagi janin agar terlindungi, bisa bergerak bebas dan terhindar dari trauma luar. Terkadang ibu tidak sadar saat sudah mengeluarkan cairan ketuban dan terkadang menganggap bahwa yang keluar adalah air pipisnya. Cairan ketuban umumnya berwarna bening, tidak berbau, dan akan terus keluar sampai ibu akan melahirkan.

Keluarnya cairan ketuban dari jalan lahir ini bisa terjadi secara normal namun bisa juga karena ibu hamil mengalami trauma, infeksi, atau bagian ketuban yang tipis locus minoris berlubang dan pecah. Setelah ketuban pecah ibu akan mengalami kontraksi atau nyeri yang lebih intensif.

Karena itulah harus segera dilakukan penanganan dan dalam waktu kurang dari 24 jam bayi harus lahir apabila belum lahir dalam waktu kurang dari 24 jam maka dilakukan penanganan selanjutnya misalnya caesar. Lendir yang disertai darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka Wiknjosastro dkk, Kala I Pembukaan Jalan Lahir Kala I persalinan dimulai dengan kontraksi uterus yang teratur dan diakhiri dengan dilatasi serviks lengkap.

Dilatasi lengkap dapat berlangsung kurang dari satu jam pada sebagian kehamilan multipara. Pada kehamilan pertama, dilatasi serviks jarang terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam. Ibu akan dipertahankan kekuatan moral dan emosinya karena persalinan masih jauh sehingga ibu dapat mengumpulkan kekuatan Manuaba, Proses membukanya serviks sebaga akibat his dibagi dalam 2 fase, yaitu: 1 Fase laten: berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.

Fase laten diawali dengan mulai timbulnya kontraksi uterus yang teratur yang menghasilkan perubahan serviks. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm. Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm. Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam, pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap. Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi demikian akan tetapi terjadi dalam waktu yang lebih pendek Wiknjosastro dkk, Pada kala II, his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali.

Saat kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasakan tekanan pada rektum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his.

Dengan his dan kekuatan mengedan maksimal, kepala janin dilahirkan dengan presentasi suboksiput di bawah simfisis, dahi, muka dan dagu. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota badan bayi Wiknjosastro dkk, Masih ada banyak perdebatan tentang lama kala II yang tepat dan batas waktu yang dianggap normal. Batas dan lama tahap persalinan kala II berbeda-beda tergantung paritasnya. Durasi kala II dapat lebih lama pada wanita yang mendapat blok epidural dan menyebabkan hilangnya refleks mengedan.

Rata-rata durasi kala II yaitu 50 menit Kenneth et al, Pada tahap ini, jika ibu merasa kesepian, sendiri, takut dan cemas, maka ibu akan mengalami persalinan yang lebih lama dibandingkan dengan jika ibu merasa percaya diri dan tenang Simkin, Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat.

Beberapa menit kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri Wiknjosastro dkk, Pada tahap ini dilakukan tekanan ringan di atas puncak rahim dengan cara Crede untuk membantu pengeluaran plasenta.

Plasenta diperhatikan kelengkapannya secara cermat, sehingga tidak menyebabkan gangguan kontraksi rahim atau terjadi perdarahan sekunder Manuaba, Pada tahap ini, kontraksi otot rahim meningkat sehingga pembuluh darah terjepit untuk menghentikan perdarahan.

Pada kala ini dilakukan observasi terhadap tekanan darah, pernapasan, nadi, kontraksi otot rahim dan perdarahan selama 2 jam pertama. Selain itu juga dilakukan penjahitan luka episiotomi. Setelah 2 jam, bila keadaan baik, ibu dipindahkan ke ruangan bersama bayinya Manuaba, Passenger Malpresentasi atau malformasi janin dapat mempengaruhi persalinan normal Taber, Pada faktor passenger, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap dan posisi janin.

Passage away Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar panggul, vagina, dan introitus lubang luar vagina. Meskipun jaringan lunak khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Power His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin ke bawah. Pada presentasi kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul Wiknjosastro dkk, Position Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan.

Posisi tegak memberi sejumlah keuntungan. Mengubah posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman, dan memperbaki sirkulasi. Psychologic Respons Proses persalinan adalah saat yang menegangkan dan mencemaskan bagi wanita dan keluarganya. Rasa takut, tegang dan cemas mungkin mengakibatkan proses kelahiran berlangsung lambat. Pada kebanyakan wanita, persalinan dimulai saat terjadi kontraksi uterus pertama dan dilanjutkan dengan kerja keras selama jam- jam dilatasi dan melahirkan kemudian berakhir ketika wanita dan keluarganya memulai proses ikatan dengan bayi.

Perawatan ditujukan untuk mendukung wanita dan keluarganya dalam melalui proses persalinan supaya dicapai hasil yang optimal bagi semua yang terlibat.

Masuknya kepala akan mengalami ksulitan bila saat masuk ke dalam panggu dengan sutura sgaitalis dalam antero posterior. Jika kepala masuk kedalam pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang di jalan lahir, tulang parietal kanan dan kiri sama tinggi, maka keadaan ini disebut sinklitismus. Kepala pada saat melewati pintu atas panggul dapat juga dalam keadaan dimana sutura sgaitalis lebih dekat ke promontorium atau ke simfisis maka hal ini disebut asinklitismus. Penurunan kepala terjadi bersamaan dengan mekanisme lainnya.

Bila presentasi belakang kepala dimana bagian terendah janin adalah ubun-ubun kecil maka ubun-ubun kecil memutar ke depan sampai berada di bawah simpisis. Gerakan ini adalah upaya kepala janin untuk menyesuaikan dengan bentuk jalan lahir yaitu bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul.

Rotasi dalam terjadi bersamaan dengan majunya kepala. Rotasi ini terjadi setelah kepala melewati Hodge III setinggi spina atau setelah didasar panggul. Pada pemeriksaan dalam ubun-ubun kecil mengarah ke jam Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya.

Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu mendesak nya ke bawah dan satunya disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya ke atas. Setelah suboksiput tertahan pada pinggir bawah symphysis akan maju karena kekuatan tersebut di atas bagian yang berhadapan dengan suboksiput, maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.

Suboksiput yang menjadi pusat pemutaran disebut hypomochlion. Bila ubun-ubun kecil pada mulanya disebelah kiri maka ubun-ubun kecil akan berputar kearah kiri, bila pada mulanya ubun-ubun kecil disebelah kanan maka ubun-ubun kecil berputar ke kanan. Kemudian setelah kedua bahu lahir disusul lahirlah trochanter depan dan belakang sampai lahir janin seluruhnya. Gerakan kelahiran bahu depan, bahu belakang dan seluruhnya.

Asuhan sayang ibu Ibu bersalin dilarang untuk Ibu bebas melakukan aktifitas makan dan minum bahkan apapun yang mereka sukai untuk mebersihkan dirinya 2. Pengaturan posisi Ibu hanya boleh bersalin Ibu bebas untuk memilih posisi persalinan dengan posisi telentang yang mereka inginkan 3.

Menahan nafas saat Ibu harus menahan nafas pada Ibu boleh bernafas seperti biasa mengeran saat mengeran pada saat mengeran 4. Tindakan epsiotomi Bidan rutin melakukan Hanya dilakukan pada saat episiotomy pada persalinan tertentu saja Semua tindakan tersebut diatas telah dilakukan penelitian sehingga dapat di kategorikan aman jika dilakukan pada saat ibu bersalin.

Adapun hasil penelitian yang diperoleh pada: a Asuhan sayang ibu pada persalinan setiap kala Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Sehingga saat penting sekali diperhatikan pada saat seorang ibuakan bersalin.

Adapun asuhan sayang ibu berdasarkan EBM yang dapat meningkatkan tingkat kenyamanan seorang ibu bersalin antara lain: 1 Ibu tetap di perbolehkan makan dan minum karenan berdasarkan EBM diperleh kesimpulan bahwa: Bab 1—Konsep Dasar Persalinan Normal 11 Asuhan Kebidanan pada Persalinan.

Ha ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Larence , Tamow-mordi Starw dkk , Ruter Spence dkk , Lucas Dimana dengan asuhan sayang ibu ini kita dapat membantu ibu merasakan kenyamanan dan keamanan dalam menghadapi proses persalinan.

Salah satu hal yang dapat membantu proses kelancaran persalinan adalah hadirnya seorang pendamping saat proses persalinan ini berlangsung. Hipotensi ini bisa menyebabkan ibu pingsan dan seterusnya bisa mengarah ke anoreksia janin. Adapun posisi yang dianjurkan pada proses persalinan antara lain posisi setengah duduk, berbaring miring, berlutut dan merangkak.

Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bhardwaj, Kakade alai , Nikodeinn , dan Gardosi Karena kandung kemih yang penuh akan memperlambat proses penurunan bagian bawah janin. Karena luka episiotomi dapat enjadi pemicu terjadinya infeksi, apalagi jika status gizi dan kesehatan ibu kurang baik. Karena hal — hal di atas maka tindakan episiotomy tidak diperbolehkan lagi. Tapi ada juga indikasi yang memperbolehkan tindakan epsiotomi pada saat persalinan. Tapi asalkan pinggul ibu luas karena jika tidak maka sebaiknya ibu dianjurkan untuk melakukan SC saja untuk enghindari factor resiko yang lainnya.

Tetapi bila perineum sangat kaku dan proses persalinan berlangsung lama dan sulit maka perlu dilakukan episiotomi. Hal ini meningkatkan kemungkinan terjadinya cedera pada anus akibat robekan yang melebar ke bawah. Hal ini bertujuan untuk membantu mempermudah melakukan tindakan.

Jalan lahir semakin lebar sehingga memperkecil resiko terjadinya cidera akibat penggunaan alat bantu tersebut. Begitu pula pada persalinan sungsang. Medio lateral Lateralis Medialis Gambar 1. Kala I Kala I adalah suatu kala dimana dimulai dari timbulnya his sampai pembukaan lengkap. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah: a.

Memberikan dukungan emosional. Pendampingan anggota keluarga selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya. Menghargai keinginan ibu untuk memilih pendamping selama persalinan. Peran aktif anggota keluarga selama persalinan dengan cara: a Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan memuji ibu.

Mengatur posisi ibu sehingga terasa nyaman. Memberikan cairan nutrisi dan hidrasi — memberikan kecukupan energi dan mencegah dehidrasi. Oleh karena dehidrasi menyebabkan kontraksi tidak teratur dan kurang efektif. Memberikan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur dan spontan — Kandung kemih penuh menyebabkan gangguan kemajuan persalinan dan menghambat turunnya kepala; menyebabkan ibu tidak nyaman; meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan; mengganggu penatalaksanaan distosia bahu; meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pasca persalinan.

Pencegahan infeksi — Tujuan dari pencegahan infeksi adalah untuk mewujudkan persalinan yang bersih dan aman bagi ibu dan bayi; menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi baru lahir. Pendampingan ibu selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya oleh suami dan anggota keluarga yang lain.



0コメント

  • 1000 / 1000